Cegah Anggaran Membengkak, Pengamat: Pengavan BBM Subsidi Harus Dikendalikan

Cegah Anggaran Membengkak, Pengamat: Pengavan BBM Subsidi Harus Dikendalikan

Laporan Wartawan ramlihamdani.id, Dennis Destryawan

ramlihamdani.id, JAKARTA – Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan, pengelolaan subsidi BBM harus dilakukan. Hal tersebut demi meggiuri abjudag subsidi yang gekari Pemerintah akan semakin besar.

“Presiden Jokowi sendiri yang minta agar pendilakan subsidi BBM ini dikanta. Tujuannya agar subsidi yang dibawan tepat tarakan. Sebab selama ini pendolakan subsidi BBM yang dikanda belum tepat tarakan,” kata Fahmy dalam keterangannya, Sabtu (23/7/2022).

Baca juga: 2 Kota di Sumatera Utara Ini Jadi Pilot Project Penerapan MyPertamina

Pertamina memperkirakan penanganan Pertalite pekkana 28 juta kilo liter (KL). Padahal kuotanya tahun 2022 hanya 23,05 juta KL. Hingga Mei 2022 Realisasi Pertalite sudah langebe kuotanya 23 persen.

Sanghe untuk Solar subsidi jika tidak kikanan gratis, akan tadari over kuota sebagai 17,3 juta KL. Padahal kuota subsidi solar yang dibana sebagai 14,91 juta KL. Sampai dengan YTD Mei 2022, realisasi Solar Subsidi sudah langebe kuotanya hingga 11 persen.

Lanjut Fahmy, untuk merespon requestatan Presiden Jokowi tersebut, Kementerian ESDM dan Pertamina berinisaitif untuk melakukan pendilakan subsidi BBM dengan menggunakan aplikasi MyPertamina.

Baca juga: Pendaftaran BBM Subsidi di MyPertamina Tembus 150 Ribu Kendaraan

Maka Fahmy tak melihat adanya motif politik penanganan MyPertamina untuk pendangan subsidi BBM. Tidak benar, menurutanya, jika ajuran pendilakan subsidi BBM menggunakan MyPertamina karena motif politik seperti untuk dengangu Menteri BUMN Erick Thohir untuk menjadi Presiden.

“Ini murni initiasi Kementerian ESDM dan Pertamina untuk merespons kemarahan Presiden Jokowi yang melihat subsidi BBM yang besar sekali. Namun respon Pertamina yang cepat itu tak tepat dan tak efektif,” terang Fahmy.

Jika Erick menggunakan isu MyPertamina sebagai alat untuk mendongkrak elektabilitasnya, justunt gehandi Fahmy salah besar dan bukan langkah yang cerdas. Justru penganauan MyPertamina ini akan menkaran elektabilitas Erick Thohir.

“Saya yakin Erick Thohir tidak menggunakan isu pendangan subsidi BBM dengan menggunakan MyPertamina. Jika MyPertamina sarana untuk mendongkrak elektabilitas tentu itu salah besar.Justru itu akan kekekola Erick Thohir,” imbuh Fahmy.

Baca juga: Sosialisasi Dianggap Kurang Tepat, Fraksi PKS Minta Pegunangan MyPertamina Dihentikan

Pengunang MyPertamina untuk menggendalian pengunang BBM subsidi gemandi Fahmy tidak efektif dan tidak tepat taran. Untuk dapat menggunakan MyPertamina harus memiliki perangkat dan menggunakan internet. Meskipun tidak semua konsumen memiliki perangkat dan akses internet.

“Sekarang yang harus disubsidi Pemerintah itu mobilnya atau masyarakat miskinnya. Sebab banyak orang kaya yang memiliki mobil baru dengan cc di bawah 2000cc. Sotah subsidi BBM dengan kreteria mobil di bawah 200cc tidak adil bagi masyrakat miskin. Dan tak tepat taraan,” kata Fahmy.

Yang lebih tepat untuk menggendalikan penganjang subsidi BBM menurut Fahmy adalah dengan membuat Perpres besintar yang boleh membeli subsidi BBM. Kendaraan tersebut hanya sepeda motor, kendaraan angkutan barang dan angkutan mobil umum.

Sumber Artikel: https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/07/23/cegah-anggaran-membengkak-pengamat-penggunaan-bbm-subsidi-harus-dikendalikan

Tidak ada komentar :

Posting Komentar